"TERATAK SEPI"

Biar emas setinggi gunung sekalipun..

Belum tentu dapat menandingi pengorbanan dan jasa yang dicurahkan oleh ibu dan ayah kita..

Walau selautan permata sekalipun..

Masih tidak dapat menandingi segala penat lelah, titik peluh ibu dan ayah kita, membanting tulang, mengerah segala kudrat untuk membesar kan kita.

Walau seeokor nyamuk sekalipun, tak akan dibiarkan menyentuh tubuh badan kita, malah sedikit pun tidak pernah terlintas keluhan dan penyesalan di benak mereka walaupun terpaksa berkorban apa sahaja untuk memastikan kita bahagia.

Begitu besar pengorbanan mereka. Senyum yang terukir di bibir tatkala hati mereka menangis..sayu.. dan pilu adalah semata-mata untuk menutupi semua kesedihan yang mereka tanggung kerana, sesungguhnya, mereka tidak ingin kita tahu segala kesedihan itu. Biar lah mereka sahaja yang menanggungnya, asalkan kita sentiasa bahagia dan terus tersenyum.

Entah kenapa, hari ini, hati begitu tersentuh tatkala terbaca satu artikel mengenai Rumah Orang Tua. Rasa pilu, sayu dan sedih mengenangkan nasib yang perlu mereka tempuh di saat meniti hari - hari yang kian mendatang. Menghabiskan sisa-sisa kudrat yang masih ada, sementara menunggu ajal datang menjemput kepergian mereka menghadap Tuhan yang maha Esa.

Apakah dosa mereka sehingga anak sendiri sanggup mengabaikan orang yang telah banyak berjasa dalam hidup kita, membesarkan dan melahirkan kita, mendidik kita sehingga menjadi insan yang berguna.

Inikah balasan yang mereka terima di atas apa yang mereka curahkan terhadap kita selama ini.Kadangkala, aku sendiri pun tidak mengerti, kenapa sesetengah orang sanggup menghantar ibu dan ayah mereka ke rumah orang-orang tua. Hina sangatkah mereka? atau jijik sangat kah mereka?

Biar sejahat mana pun, mereka tetap ibu dan ayah kita. Selagi terdaya, kita tidak seharusnya membiarkan mereka sendirian dan kesepian.

Biarlah mereka merasai detik pahit dan manis, susah senang bersama sehinggalah ke nafas yang terakhir.

Semoga penghuni di teratak sepi itu akan terus bersabar dan tabah menghadapi segala ujian hidup ini. Harapan saya semoga kita sama-samalah menyayangi ibu dan ayah kita seperti mana mereka menyayangi kita.

Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.